Tuesday, March 23, 2010

Ketemu BONEK di alam Nyata

Pas mau pulang dari Training "Negeri Nuh dan Gunung Ararat" kuputuskan untuk naik kereta. Males ah naek Bis...puyeng! Nah kita berdua diantar oleh mobil bu Azminah sampai ke Stasiun Gubeng. Eh tetapi sebelumnya muter dulu ke Semburan Lumpur Porong dan Suramadu. Menyenangkan dan spiritual banget (ntar ah keterangannya). Di perjalanan arah stasiun kutemukan long march para BONEK yang kesohor itu. Dengan kaos hijau khas PERSEBAYA mereka mengeskpresikan isi kepala mereka, "Ojok ngaku arek Suroboyo nek Dorong dadi BONEK", "BONEK IS NOT AFFRAID TO DIE" dan lain-lain.
Yang bikin nggak nyaman, mereka menepuk-nepuk dengan keras pintu  atau  jendela mobil yang sedang berjalan untuk minta minum atau receh. Ketika bergerombol, meraka tak peduli pada pengguna jalan yang lain.   Rambut kusut, punk atau celana kumal,  kaki "nyeker" dan atribut hijau putih mendominasi penampilan mereka. Hal itu bertahan sampai dalam stasiun. Bonek yang sebagian besar terdiri dari anak ABG itu nongkrong di tepian rel. Kelihatannya orang tua mereka tak begitu peduli dengan keberadaan mereka di tempat rawan itu. Mungkin masalah ekonomi atau edukasi  lah yang mengirim mereka menjadi seperti itu. Tak ada penyaluran kreatifitas, atau potensi membuat mereka merasa nyaman dalam rantai kaderisasi Bonek yang turun temurun. 

Dan...astaghfirullah, ada dua bonek ABG yang jatuh dari kereta, kelihatannya mereka salah naik , lalu loncat keluar. Meskipun kereta berjalan lambat, tapi tetap berbahaya. Satu jatuh di tengah rel dan satu lagi terguling di lantai. Orang -orang hanya melihat, termasuk aku. Bonek seperti luka koreng yang tak perlu diperhatikan. Mau diapakan? entah lah, mungkin kita perlu berdoa untuk mereka. Semoga Alloh memebri hidayah pada perjalanan hidup anak-anak ini. Selamat tinggal Surabaya.

No comments:

Post a Comment